Cinta pertama ku
semua orang pasti pernah mengalami yang namanya cinta pertama, dan kalau ditanya tentang cinta pertama ini pasti banyak momen indah yang teringat jelas dimemory ingatan kita tentang momen-momen indah pada cinta pertama ini.
cinta pertama itu bagi saya merupakan orang ( lawan jenis) yang pertama sekali kita cintai dan sayangi pada saat kita menginjak usia dewasa maupun pra-dewasa. dikarenakan itu cinta pertama ini sangat melekat diingatan kita dikarenakan dialah orang yang pertama sekali memberikan perhatian kepada kita setelah keluarga kita. untuk itulah kisah cinta pertama ini penulis tuliskan dengan tujuan walaupun momennya terasa pudar di ingatan, namun tulissan ini akan menjelaskanya untuk abadi selamanya.
bagi saya cinta pertama itu adalah adalah orang yang pernah mengajarkanku untuk pertama kalinya tentang indahnya mencintai dan menyayangi. Rasa kagum terhadapnya tak terbendung lagi, sehingga menumbuhkan rasa cinta begitu saja, tanpa ada aba-aba untuk melakukan persiapan terlebih dahulu. Rasa ini juga membuatku gelisah, karna aku tak tahu cara mengungkapkannya.
Aku mencintaimu begitu iklas. Rasa ingin memiliki ini serasa tumbuh sendiri tanpa dipupuk. Entah ini cinta pertama atau hanya cinta monyet. Tapi saya kadang merasa heran dengan rasa cinta ini yang bisa membuatku galau saat tidak melihatnya dalam satu hari saja.
Dengan mengenalmu, disitu jugalah saya tahu sakitnya memendam perasaan dan cinta. Rasa ini meledak-ledak dalam hati membuatku terasa tersiksa. Walaupun saya tahu resiko untuk ditolak olehmu apabila saya mengungkapkan rasa ini. Namun dari pada saya yang tersiksa karena memendamnya harus ku beranikan diri untuk menyatakannya kepadamu.
pada momen-momen inilah tubuhku serasa tidak bisa lagi memainkan perannya masing-masing, disaat kita saling berhadapan dan ada senyum tipis yang terpancar dari wajahmu yang membuat logikaku tidak bisa lagi untuk melalukan apa yang telah ku rencanakan sebelumnya. namun walaupun begitu, hanya satu niat dalam hatiku yaitu " hanya ingin merasakan perhatianmu dan memberikanmu perhatian". walaupun pada momen ini tubuh dan logikaku tidak lagi sejalan, namun kuberanikan diri untuk menggenggam tanganmu dan mengatakan "maukah kamu untuk menjadi pacarku?" dengan posisi kepala tertunduk dan rasa cemas menanti jawabanya. Namun niat baik dalam hati akhirnya berbuah manis juga dengan mendengan kata yang terucap dari bibir lembutmu "iya, saya mau"
Tuhan memanglah sangat baik. Walaupun aku tahu selayaknya aku tidak pantas menjadipacarmu, namun Tuhan tidak membiarkanku merasakan sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan di cinta pertamaku ini.
Komentar