KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah Metode Ekspositori dan pemecahan masalah tepat pada
waktunya.Makalah ini berisikan tentang informasi Metode Ekspositori atau yang
lebih khususnya membahas Metode Ekspositori dan pemecahan masalah dalam
Pembelajaran, baik tahapan, kelemahan maupun kelebihannya. Diharapkan Makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Metode
Ekspositori.kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala
usaha yang telah dilakukan dalam penyusunan makalah ini.. Amin
Penyusun
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran konsep
cenderung dan kebanyakan masih menggunakan metode ceramah yang cenderung
membosankan, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain belum melakukan yang namanya
pengajaran bermakna, hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya
metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibatnya motivasi belajar
siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan
mekanistis(Direktorat PLP, 2002) menurut pendapat oleh Peter Sheal(1989) sesuai
dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” Dia menyatakan (hasil penelitian) hanya
mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran”, dimana dalam proses pembelajarannya
akan memperoleh daya serap kurang lebih 50%, selain itu sedikitnya guru yang
menggunakan alat bantu pembelajaran serta kurangnya guru dalam mengkaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga wajar apabila evaluasi hasil
belajar hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dampak lain dari proses
pembelajaran tersebut adalah siswa lebih bertindak pasif hanya dengan melihat
dan mendengarkan penjelasan guru di depan kelas.
Melihat hal tersebut di
atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan
ke arah pencapaian pendidikan pada umumnya, dan tujuan pembelajaran pada
khususnya. Pembelajaran hendaknya lebih bervariasi metode, model maupun
strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam
mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian
penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu
pemilihan Metode Ekspositori menjadi salah satu pilihan dalam menyampaikan
materi guna mencapai tujuan pembelajaran.
B. Ruang
Lingkup
Dari latar belakang di
atas,kita bisa memunculkan beberapa pertanyaan yang penting untuk dibahas
diantaranya:
1. Apakah pengertian metode
ekspositori dan pemecahan masalah?
2. Apakah yang menjadi
karakteristik metode ekspositori dan pemecahan masalah ?
3. Apa sajakah
prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ekspositori dan pemecahan masalah?
4. Apa sajakah tahapan
dalam metode ekspositori dan pemecahan masalah?
5. Apa sajakah kelebihan
dan kelemahan metode ekspositori dan pemecahan masalah?
6. Apa sajakah yang menjadi
faktor pendukung dalam pelaksanaan metode ekspositori dan pemecahan masalah?
C. Tujuan
Penulisan
1. Memahami pengertian
metode ekspositori dan pemecahan masalah.
2. Mengetahui
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode ekspositori dan pemecahan masalah.
3. Mengetahui karakteristik
metode ekspositori dan pemecahan masalah.
4. Mengetahui
prinsip-prinsip dalam pelaksanaan metode ekspositori dan pemecahan masalah.
5. Mengetahui kelebihan dan
kelemahan metode ekspositori dan pemecahan masalah.
6. Mengetahui faktor
pendukung dalam pelaksanaan metode ekspositori dan pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Ekspositori dan Pemecahan Masalah
Metode ekspositori dan
pemecahan masalah adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada
siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan
materi dan contoh soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004:4)Dalam sistem ini
guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencernanya
saja secara teratur dan tertib (Rusyan, 1989:178).
Pendekatan metode
ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar menurut
pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Biasanya
guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan
penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah metode ceramah (Sugandi,
2004:73).
Dalam pendekatan ini
siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan
oleh guru serta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon
yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang
diberikan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komuniksai satu arah
atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar siswa
kurang optimal sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan
informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar,
bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan.David P.Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori yang
baik adalah cara mengajar yang paling efektif daan efisien dalam menanamkan
belajar bermakna.Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika berpendapat
bahwa metode ekspositori (ceramah) itu hanya menyebabkan siswa belajar
menghafal yang tidak banyak makna (tanpa banyak mengerti).
Karena pengajaran
matematika (modern) meng utamakan antara lain kepada pengertian daripada kepada
caranvil menyelesaikan soal, maka pada tahun enampuiuhan metode itu diganti
sebagian oleh metode baru misalnya dengan laboraturium, penemuan,dan
permainan.Tetapi D.P. Ausubel percaya bahwa cara ekspositori (ceramah) itu
tidak sejelek seperti yang dituduhkan orang. Malahan sebaliknya ia percaya
bahwa cara ceramah itu merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien
yang dapat menyebabkan siswa belajar secara bermakna. Sebaiknya. metode baru
seperti laboratorium, penemuan, permainan dan semacamnya itu : dapat menyebabkan
pengajaran tidak efektif, tidak efisien, dan bila tidak hati-hati dapat ngawur.
Karena itu ia berperdapat cara-cara ini supaya jarang dipakai. Meskipun
demikian ia menyetujui pengajaran yang menggunakan metode: pemecahan masalah,
inkuiri, dan metode belajar yang dapat menumbuhkan berfikir kreatif dan kritis;
mengajarkan materi yang berguna bagi menghadapi kehidupan, Peningkatan
kebudayaan dan ketrampilan dasar pada umumnya.
Roy Killen (dalam Wina
Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (Direct Instruction), karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu
metode ekspositori lebih menekankan pada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan metode “chalk and talk”. Wina Sanjaya (2008:179) menyatakan bahwa:
“metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach)”. Dikatakan demikian
sebab guru memegang peran sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah
kemampuan akademik siswa (academic achievement student).
Berbeda dengan Wina
Sanjaya(2008:179), Sugandi (2004:73) menyatakan Pendekatan metode
ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar menurut
pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru.
Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk
penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah metode
ceramah (Sugandi, 2004:73).
Dalam pendekatan ini
siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan
oleh guru serta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui
respon yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang
diberikan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komuniksai satu arah
atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar siswa
kurang optimal sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam
memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu
seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
B. Karakteristik
Metode Ekspositori dan Pemecahan Masalah
Terdapat beberapa
karakteristik metode ekspositori dan pemecahan masalah, antara lain:
1. Dilakukan dengan cara
penyampaian materi secara verbal.
2. Materi yang disampaikan adalah
materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu.
3. Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran itu sendiri, artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
C. Prinsip-prinsip
Metode Ekspositori dan Pemecahan Masalah
Menurut Wina Sanjaya
(2008:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip
pembelajaran yang harus diperhatikan oleh setiap guru, antara lain:
·
Berorientasi pada Tujuan
Walaupun dalam
penyampaian materi pelajaran merupakan cirri utama dalam metode ini, namun
tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru
tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode
ini.
·
Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran
dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seorang/kelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi
pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan.
·
Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar
koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubungan belajar. Inti dari
hukum ini adalah guru harus terlebih dahulu memposisikan siswa dalam keadaan
siap, baik secara fisik maupun psikis untu menerima pelajaran. Jangan memulai
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimannya.
·
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran
ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran
lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi
juga untuk waktu selanjutnya.
D. Tahap
Pelaksanaan Metode Ekspositori
Pada pelaksanaannya
metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar
digambarkan oleh Wina Sanjaya(2008) sebagai berikut:
·
Persiapan(preparation)
Tahap persiapan
berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam metode
ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada
langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu:
1. Mengajak siswa keluar
dari kondisi mental yang pasif.
2. Membangkitkan motivasi
dan minat siswa untuk belajar.
3. Merangsang dan mengubah
rasa ingin tahu siswa.
4. Menciptakan suasana dan
iklim pembelajaran yang terbuka.
·
Penyajian(presentation)
Tahap penyajian adalah
langkah penyampaian materi pelajaran sisuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi
pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini
diantaranya: penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan
siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap
hidup dan menyenangkan.
·
Korelasi(correlation)
Tahap korelasi
adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.
·
Menyimpulkan(generalization)
Menyimpulkan adalah
tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil intisari dari proses
penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberi keyakinan kepada siswa tentang
kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan
guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti-inti
materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang
relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan
keterkaitan antar pokok-pokok materi.
·
Mengaplikasikan(aplication)
Tahap aplikasi adalah
langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah
ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran
ekspositori. Sebab melaui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas
yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk
dikerjakan oleh siswa.
E. Kelebihan
dan Kelemahan Metode Ekspositori dan pemecahan masalah
Kelebihan
Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan.
Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1. Dengan strategi
pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran
ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah
strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar
Kelemahan
Di samping memiliki
kelebihan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1. Strategi pembelajaran
ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar
dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini tidak
mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan,
perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3. Karena strategi lebih
banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
4. Keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru,
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
F. Faktor
Pendukung Metode Ekspositori dan Pemecahan Masalah
1. Teknik menjelaskan
v Pengertian Menjelaskan
Menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya,
sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan.
Penyampaian informasi
yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam
berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru lebih mendominasi
pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui
penjelasan dan perkataan yang disampaikannya,sehingga kadangkala siswa menuruti
apa yang diutarakan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa
penjelasan dari guru itu benar, misalnya dalam memberikan fakta, ide atau
pendapat. Oleh karena itu penjelasan guru haruslah tidak rancu dimana bisa
mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk
ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan
dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi siswa.
v Tujuan Memberikan
Penjelasan
Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu
pengetahuan secara objektif dan bernalar
·
Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi
dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil
memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
·
Untuk mendapat respon dan timbal balik siswa
mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
·
Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah
tersebut.
v Perlunya Ketrampilan
Menjelaskan dikuasai oleh Guru
·
Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar
benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya
pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa
·
Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru
tidak jelas bagi murid,tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin
disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau
dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran
mereka. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: “penerangan Ibu sudah
jelas,bukan?”. Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisa
tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan
penjelasan.
·
Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami
sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu guru perlu
membantu menjelaskan hal-hal tersebut
·
Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa
dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan
materi yang diberikan.
v Macam-macam Teknik
Menjelaskan
·
Bertanya
Guru biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan ini sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada
siswa. Kadangkala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud
agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan. Dan
biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan mereka akan takut
jika tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu mereka akan selalu mengulangi
bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu saat guru menanyakannya
dalam kelas (sewaktu berlangsungnya jam pelajaran).
·
Penjelasan
Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa.
Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat
memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas.
Sehingga guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan secukupnya
terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan.
·
Memberikan Contoh
Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melalui
pemberian contoh yang jelas dan nyata yang sedapat mungkin diambil dari
kehidupan sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna atau dipahami oleh siswa
tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan
dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam
akan memberikan penjelasan yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa
dalam merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
v Komponen-komponen
Ketrampilan Menjelaskan
·
Merencanakan
Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik
terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Yang
berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi penganalisaan masalah secara
keseluruhan,penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan
dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
·
Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
– Kejelasan :
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”, ”mm”,
”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat
dimengerti oleh anak
– Penggunaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan
penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan
sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
– Pemberian tekanan : dalam
memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah
pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru
dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah”
atau “perhatikan dengan baik,anak-anak. Yang ini agak sukar”.
– Penggunan balikan : “guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau
ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu
tadi?” dan sebaga
2. Teknik bertanya
a. Pengertian Bertanya
Menurut Sumiati dan Asra menyatakan bahwa
“bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan”.
Menurut Bown dalam Hasibuan(1994) menyatakan bahwa, “bertanya
adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa”
b. Komponen-komponen Teknik Bertanya
Komponen-komponen teknik
bertanya menurut Turney(1975), antara lain:
1.
Teknik bertanya dasar(menuntut siswa mengingat
kembali informasi yang telah diterimanya), adapun yang termasuk komponennya
yaitu:
– Pengajuan pertanyaan jelas dan
singkat.
– Pemberian acuan.
– Pemusatan pertanyaan.
– Pemindahan giliran.
– Penyebaran giliran.
– Pemberian waktu tunggu.
– Pemberian penguatan.
– Pemberian tuntunan.
2.
Teknik bertanya lanjut(menuntut siswa agar dapat
mengembangkan ketrampilan berpikirnya)
– Pengubahan tuntutan tingkatan
berpikir (dari BTD ke BTT)
– Pengaturan urutan pertanyaan
berdasarkan tingkatan kognitif (taksonomi Bloom)
– Penggunaan pertanyaan pelacak
(mengklarifikasi, berargumentasi, menguji ketepatan/relevansi, memberi contoh,
memprediksi)
– Peningkatan interaksi antarsiswa.
3.
Manfaat Bertanya bagi siswa
Bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan manfaat tersendiri
bagi siswa, antara lain:
·
Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
·
Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari
siswa, sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
·
Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan
yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
·
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
·
Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang
sedang dibahas.
4.
Pentingnya Ketrampilan Bertanya bagi Guru
Terdapat 3 alasan mengapa seorang guru perlu
menguasai ketrampilan bertanya, antara lain:
·
Pada umumnya guru masih mendominasi kelas
dengan metode ceramahnya.
·
Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita
tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya
selalu terpendam.
·
Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan
guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
5.
Jenis-jenis Pertanyaan Berdasarkan Pola
Interaksi Guru-Siswa
·
Pertanyaan Probing(melacak atau
menggali)
·
Pertanyaan Prompting(menuntun)
·
Pertanyaan Redirecting(melengkapi)
·
Pertanyaan Compliance(permintaan)
·
Pertanyaan Retoric(tidak
menghendaki jawaban siswa)
6.
Kriteria Pertanyaan
yang Baik
·
Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
·
Memberikan informasi yang cukup untuk menjawab
pertanyaan.
·
Terfokus pada suatu masalah atau tugas tertentu.
·
Memberi waktu berpikir yang cukup.
·
Ditujukan kepada seluruh siswa agar terjadi
pemerataan.
·
Menuntun siswa agar dapat menemukan sendiri
jawabannya.
·
Disajikan guru dengan perangai wajah (mimik)
ramah dan menyenangkan.
7.
Dampak Positif
Pengembangan Teknik Bertanya dalam Pembelajaran
·
Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar
·
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
·
Mengembangkan kemampuan berpikir siswa
·
Melatih kemampuan berkomunikasi siswa
·
Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang
sedang dibahas.
3. Manajemen
kelas
a. Pengertian Manajemen kelas
Menurut Pidarta seperti yang telah dikutip oleh Saiful Bakhri,
mengatakan bahwa “manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problem kelas. Ini berarti guru bertugas
menciptakan, memperbaiki dan memelihara system/organisasi kelas, sehingga anak
didik dapat memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya, pada beberapa tugas
individualnya”.
Menurut Sudirman, bahwa “manajemen kelas
merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai
peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan interaksi edukatif,
maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar,
kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru”.
b. Fungsi dan Tujuan Manajemen Kelas
Fungsi :Menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien. Tujuan : Agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib, sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
v Prinsip Manajemen Kelas
·
Hangat dan antusias
·
Tantangan
·
Bervariasi
·
Keluwesan
·
Penekanan pada hal hal positif
·
Penanaman disiplin diri
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode ekspositori dan Pemecahan Masalah adalah
cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan
cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai
tanya jawab (Suyitno, 2004:4) Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori
dan pemecahan masalah, antara lain:
1. Dilakukan dengan cara
penyampaian materi secara verbal.
2. Materi yang disampaikan
adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu.
3. Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran itu sendiri, artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Pada pelaksanaannya metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur
pelaksanaan, secara garis besar digambarkan oleh Wina Sanjaya(2008) sebagai
berikut:
1. Persiapan(preparation)
2. Penyajian(presentation)
3. Korelasi(correlation)
4. Menyimpulkan(generalization)
5. Mengaplikasikan(aplication)
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran
yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya:
1.
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui
sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain
siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui
pelaksanaan demonstrasi).
4.
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini
bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar
Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori juga memiliki
kelemahan, di antaranya:
1. Strategi pembelajaran
ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini tidak
mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan,
perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3. Karena strategi lebih
banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
4. Keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru,
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Terdapat 3 faktor pendukung dalam pelaksanaan metode ekspositori
dan pemecahan masalah, antara lain:
1. Teknik Menjelaskan
2. Teknik Bertanya
3. Manajemen Kelas
Komentar