Langsung ke konten utama

makalah pelaksanaan tata tertib dalam kelas ( manajemen kelas)


BAB I
PENDAHULUAN
Tata tertib dalam kelas merupakan panduan siswa maupun guru untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif dan efesien. Selain itu tata tertib dalam kelas juga berfungsi sebagai alat ukur guru dalam menilai kedisplinan siswanya dalam kelas. Banyaknya tata tata tertib dalam kelas yang dibuat belum tentu mencakup semua aspek dan semua aktivitas dalam kelas.
Pelaksanaan tata tertib dalam kelas juga menjadi kunci untuk menciptakan ekelas yang efektif dan efesian. Hukuman atau sansi yang akan diberikan bagi siswa yang melanggar tata tertib dalam kelas juga merupakan faktor penting untuk di pertimbangkan. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa tentunya memerlukan solusi untuk memperkecil kemungkinan timbulnya pelanggaran berikutnya.
Seorang guru/wali kelas hendaknya menguasai bagai mana menciptakan tata tertib dalam kelasnya dan bagaimana pelaksanaannya, seorang wali kelas juga harus memahami sansi apa yang harus diberikan kepada siswa yang melanggar tata tertib yang telah dibuat dan solusi apa yang ditawarkan untuk pelanggar tersebut.
dikarnakan itulah pentingnya tata tertib dalam kelas ini untuk dibahas lebih luas lagi guna menciptakan pemahaman yang luas tentang tata tertib dalam kelas.


BAB II
PEMBAHASAN
A.               Pengertian tata tertib dalam kalas
Tata tertib adalah peraturan-peraturan yang telah disepakati oleh suatu lembaga yang harus ditaati oleh masyarakat, apabila dilanggar akan diberikan sanksi. Menurut Meichati (1980: 151) tata tertib dimaknai sebagai sebuah peraturan yang bersifat mengikat seseorang atau kelompok, bertujuan untuk  menciptakan keamanan, ketentraman, orang tersebut atau sekelompok orang tersebut. dalam pendapat ini disebutkan pula tujuan dari tata tertib itu sendiri yaitu untuk menjaga keamanan di dalam masyarakat. Sedangkan Menurut Mulyono (2000) tata tertib adalah kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan–larangan.
 Sedangkan menurut Wikipedia ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tata tertib dalam kelas adalah kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota dalam kelas. Aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib kelas, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan–larangan, tata tertib juga memiliki sanksi bagi siapa saja yang melanggar dengan tujuan sebagai berikut:
(1)     Agar tercipta keamanan, ketentraman dalam kelas
(2)     Agar individu mengetahui tanggung jawab, hak dan kewajibannya dalam kelas
(3)     Agar individu mengetahui hal–hal yang diperbolehkan dan tidak boleh dilakukan dalam kelas

B.               Mengetahui Tata Tertib Dalam Kalas
1.       Mengidentifikasi Tatatertib Sekolah
Tata tertib dalam kelas merujuk pada ekspektasi yang dinyatakan terkait dengan perilaku. Sebuah tata tertib mengidentifikasi ekspektasi atau standar umum bagi perilaku. Peraturan mungkin mengindikasikan perilaku yang tidak bisa diterima serta perilaku yang diharapkan dan sesuai, meskipun para guru kadang berusaha menuliskan peraturan yang hanya dinyatakan secara positif. Selain peraturan umum, banyak juga guru memiliki satu dua peraturan yang mengatur perilaku spesifik yang bisa menjadi masalah atau yang ingin dicegah.
Selain tata tertib dalam kelas yang mengatur perilaku siswa, biasanya seluruh sekolah memiliki tata tertib yang diwujudkan dalam sebuah peraturan pelaksanaan yang merinci perilaku siswa yang diharapkan dan dilarang. Sebagai seorang guru hendaknya terlebih dahuku mengetahui peraturan sekolah sebelum membuat peraturan atau tata tertib dalam kelas yang dibimbingnya. Dengan demikian seorang guru dapat menggabungkan  peraturan sekolah dengan sistem tata terbit dikelas, sehingga terwujudnya sebuah tata tertib yang memang menciptakan keamanan dan ketentraman dalam kelas sertah pemenuhan hak dan kewajiban dalam kelas.
2.        Merancang Tata Tertib Dalam Kelas
Banyak peraturan/tata tertib yang dimungkinkan untuk dibuat dalam kelas. Namun ketika menyajikan peraturan/tata tertib dalam kelas, diskusikanlah tata tertib yang telah anda rancang dengan siswa. Keterlibatan siswa  dalam pembuatan peraturan/tata tertib dalam kelas akan sangat berguna  bagi para siswa untuk mendapatkan makna dan contoh konret dari perilaku yang dicakup dalam peraturan tersebut. Walaupun demikian, para guru harus siap sedia menyediakan contoh-contoh positif guna memberi pemahaman lebih terhadap siswa tentang peraturan tersebut.
Banyak peraturan/tata tertib dalam kelas yang mungkin ditawarkan untuk ditetapkan sebagai peraturan/tata tertib dalam kelas, sebagai contoh:
(1)     Menyalam guru di depan pintu kelas  pada jam pelajaran pertama dan terakhir.
Peraturan ini bertujuan untuk membangun etika siswa dan sebagai upaya untuk menciptakan hubungan yang baik antara siswa dan guru.
(2)     Mengangkat perangkat kelas (ketua, bendahara, dan sekretaris).
Pengangkatan perangkat kelas ini bertujuan  sebagai kordinator dalam kelas,
(3)     menggunakan bahasa yang sopan baik itu terhadap guru maupun siswa.
Peraturan ini untuk melatih dan membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berbicara kepada siapapun.
(4)     Dilarang membawa handphone ke dalam kelas.
Peraturan ini bertujuan mencegah pemecahan konsentrasi siswa saat belajar.
(5)     Membuat daftar piket kebersihan kelas
Peraturan ini bertujuan untuk membuat siswa bertanggung jawab merawat/membersihkan atas fasilitas yang dipakainya.
(6)     Beribadah pada awal jam pelajaran dan di akhir jam pelajaran.
Peraturan ini untuk menumbuhkan riligus siswa untuk selalu berserah kepada Tuhan yang Maha Esa.
(7)     Menyanyikan lagu wajib atau lagu nasional di akhir jam pelajaran.
Peraturan ini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
(8)     Tidak diperbolehkan makan di dalam kelas pada saat jam pelajaran
Peraturan ini bertujuan untuk melatih siswa disiplin dan tertip saat jam pelajaran
(9)     Menggunakan seragan ataupun atribut lainnya sesuai dengan  jadwalnya.
Peraturan ini melatih siswa untuk tertib dan terbiasa menggunakan seragan atau atribut sesuai dengan jadwalnya.
(10) Mengangkat tangan saat mau menyampaikan sesuatu
Peraturan ini bertujuan melatih siswa tertib dalam memberikan pendapat dan mencegah teralihnya perhatian siswa lain.
            Peraturan/tata tertib dalam kelas yang ditetapkan akan ditempelkan di ruang kelas bahkan mungkin mengirim salinan peraturan/tata tertib dalam kelas tersebut ke rumah para siswa untuk ditanda tangani orang tua siswa.
Peraturan/tata tertib dalam kelas yang telah ditetapkan bisa saja dikemudian hari di ubah atau peraturan/tata tertib yang baru  perlu ditambah guna untuk mencakup semua tingkah laku siswa dalam kelas. Peraturan/tata tertib dalam kelas harus selalu di ajarkan dan dipraktikkan untuk menekan perilaku siswa yang tidak di inginkan.

C.               Pelaksanaan tata tertib dalam kalas
Pelaksanaan tata tertib dalam kelas merupakan implikasi atau penerapan tata tertib dalam kelas yang telah dirancang dan di sahkan secara bersama antara guru wali kelas dan siswa dalam kelas yang dibimbingnya. Pelaksanan tata tertib dalam kelas hendak mencakup semua anggota dalam kelas tersebut.
Tata tertib dalam kelas dijalankan atau dilaksanakan oleh siswa dalam segala aktivitasnya dalam kelas. Seorang siswa hendaknya bersikap sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati bersama dan apabila diteukan anggota kelas yang melanggar tata tertib tersebut akan dikenakan sanksi yang sesuai dengan tingkatan tata tertib yang dilanggar.
Dalam pelaksanaan tata tertib dalam kelas yang bertindak sebagai pengawas bukan hanya guru, melainkan dibantu oleh perangkat kelasnya. Perangkat kelas akan bertindak sebagai pegak tata tertib dalam kelas saat guru atau wali kelasnya tidak berada dalah kelas tersebut. Perangkat kelas yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara behak mengingatkan semua anggota dalam kelas tersebut akan hak dan kewajibannya. Bahkan wewenang perangkat kelas bisa sampai menegor anggota kelas yang melakukan pelanggaran akan tata tertib dalam kelas guna pencegahan dini.
Dalam pelaksanaan tata tertib dalam kelas wali kelas hendaknya selalu mengingatkan semua anggota kelas akan tata tertib dalam kelas tersebut dan selalu melakukan proses penilaian melalui pengamatan akan tingkah laku setiap anggota kelas. Penilaian tersebut ditujukan juga sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki atau tidaknya sebuah tata tertib dalam kelas itu, selain itu juga bermanfaat untuk mengukur ke efektifan tata tertib kelas itu dalam menciptakan suasana kelas yang efektif.

D.               Hukuman Atau Sanksi Melanggar Tata Tertib Dalam Kelas
Tata tertib dalam kelas mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1978:85), yaitu: pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan dan kedua, peraturan membantu mengengkang perilaku yang tidak diinginkan, sedangkan pelanggaran tata tertib adalah bentuk kenakalan siswa yang dilakukan menurut kehendaknya sendiri tanpa menghiraukan peraturan yang telah dibuat. Peraturan tidak dapat terlaksana dengan baik ataupun konsisten sehingga pelnggaran itu terjadi.
guru sebagai subyek yang mengoreksi terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh siswa. Peran guru menurut Mulyasa (2011:37) sebagai berikut : a) guru sebagai pendidik, b). guru sebagai pembimbing, c). guru sebagai penasehat. d). guru sebagai model dan keteladanan. e). guru sebagai evaluasi dan penilai. Peran guru sangat perlukan untuk menangani siswa yang melakukan penyimpangan. Menurut Fadjar (dalam Mujtahid, 2011:33) bahwa “guru merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing”. Sedangkan menurut Djumhur (1975:14) bahwa guru dianggap baik, ialah mereka yang berhasil dalam memerankan peranan guru dengan sebaik-baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan jabatannya dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyarakatnya. Sebagai seorang petugas bimbingan guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi anak didiknya. Guru yang paling banyak dan sering berhubungan dengan murid-murid. Tugas guru tidak hanya terbatas dalam memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada murid- muridnya, akan tetapi guru mempunyai pula tanggung jawab untuk membantu dan mengawasi murid-murid.
Menurut Drs. Marijan, tokoh  pendidikan kita Ki Hajar Dewantara  berpesan mengemukakan pendapatnya bahwa dalam memberikan hukuman kepada anak didik, seorang pendidik harus memperhatikan 3 macam aturan: (1) Hukuman harus selaras  dengan kesalahan, (2) Hukuman harus adil dan (3) Hukuman harus lekas dijatuhkan
Hukuman harus selaras  dengan kesalahan. Misalnya, kesalahannya memecah kaca hukumnya mengganti kaca yang pecah  itu  saja. Tidak perlu ada tambahan tempeleng atau hujatan yang menyakitkan hati. Jika datangnya terlambat  5 menit maka pulangnya ditambah 5 menit. Itu namanya  selaras.  Bukan datang terlambat 5 menit kok hukumannya mengintari lapangan sekolah 5 kali misalnya. Relasi apa yang ada di sini ? Itu namanya hukumn penyiksaan.
Hukuman harus adil. Adil harus  berdasarkan atas rasa obyektif, tidak memihak salah satu dan membuang perasaan subyektif. Misalnya siswa yang lain  membersihkan ruangan kelas  kok ada siswa yang hanya duduk – duduk sambil bernyanyi-nyanyi tak ikut  bekerja.  Maka hukumannya supaya ikut bekerja sesuai dengan teman-temannya dengan waktu ditambah  sama dengan keterlambatannya tanpa memandang siswa mana yang melakukannya.
Hukuman harus lekas dijatuhkan. Hal ini bertujuan agar siswa segera paham hubungan dari kesalahannya.  Pendidik pun harus jelas menunjukkan pelanggaran yang diperbuat siswa. Dengan harapan siswa  segera tahu dan sadar mempersiapkan  perbaikannya. Pendidik tidak diperkenankan asal memberi  hukuman sehingga siswa bingung menanggapinya.
Itulah wasiat Ki Hajar Dewantara yang dapat kita digunakan  sebagai pedoman  dan pertimbangan oleh kita sebagai guru / kepala sekolah yang sering mengangkat dirinya berfungsi ganda. Pertama berfungsi sebagai polisi, kemudian jaksa dan sekaligus  sebagai hakim  di sekolahnya. Guru/kepala sekolah memang mempunyai hak dan superioritas yang tinggi terhadap siswanya. Hal ini boleh kita lakukan asalkan tidak merugikan anak didik. Hal itulah yang menuntut pendidik bersifat bijak , sehingga hukuman tak boleh semena-mena terhadap anak didik.
Psikologis anak perlu  sentuhan yang halus , lentur dan manis sehingga bisa membuat sensivitas perasaannya terasah normal. Hukuman terhadap siswa harus berlandaskan keseimbangan. Apabila masih belum bisa ditolerir dikenakan hukuman skorsing tidak boleh mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan hukuman di strata puncak jika memang sekolah tidak mampu membina lagi, kembalikan kepada orang tuanya.
Dengan demian hendaknya kita selalu berfikir positif tentang anak. Dengan demikian yang menjadi orientasi adalah perilaku positif anak bukan perilaku yang negative yang selalu kita cari-cari. Sebab perilaku negative cenderung muncul karena kita sendiri yang meransang kemunculannya, semua berasal dari pikiran negative kita tentang anak. Kita harus memiliki konsep utuh akan membawa kemana anak didik kita dengan menggunakan cara apa yang paling tepat.
Selain dari itu harus meningkatkan diri dengan memperbanyak pengetahuan tentang dampak hukuman dan kekerasan bagi anak di masa depannya dengan berbagai sumber informasi. Yang tak kalah pentingnya menghargai kemampuan dan kelebihan anak. Dengan kata lain tidak hanya memfokuskan perhatian pada kelemahan dan keterbatasan anak tetapi juga memfokuskan diri pada hal-hal yang menyenangkan anak.
E.               Solusi
Di setiap kelas memiliki tata tertib yang wajib dipatuhi oleh para siswa. Namun masih saja ada segereombolan siswa yang bandel dan selalu melanggar tata tertib itu. Untuk melahirkan siswa teladan yang taat pada tata tertib dan menjadi siswa yang bisa dibanggakan wali kelas maupun pihak sekolah, para guru juga harus ikut serta dalam mendidik siswa agar mau patuh pada tata tertib dalam kelas agar bisa mengharumkan nama kelas maupun sekolah yang disandang para siswa.
Siswa yang patuh dan selalu bersikap sopan di dalam dan diluar kelas akan membuat nama kelas maupun sekolah menjadi baik dipandangan masyarakat. Namun siswa yang selalu bersikap kurang baik dan berpakaian tidak rapi diluar kelas akan membuat nama dan citra kelas maupun sekolah menjadi buruk. Untuk mengatasi siswa yang melanggar tata tertib didalam kelas harus membuat mereka disiplin baik selama masih di dalam kelas maupun diluar kelas dengan cara :
1.        Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa.
Sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib sebaiknya siswa yang telah melanggar tersebut diberikan kesadaran dan pengarahan yang bisa membuatnya sadar akan pentingnya mematuhi tata tertib di dalam kelas yang telah dibuat. Menumbuhkan kesadaran diri para siswa lebih efektif dari pada memberikan hukuman yang belum tentu membuat mereka jera yang kemungkinan besar mereka akan kembali melanggar dibelakang para guru. Kesadaran diri para siswa sekaligus bisa sebagai solusi pergaulan bebas dikalangan siswa.
2.        Memberikan bimbingan dan layanan konseling.
Selain berperan menjadi guru kelas, juga berperan menjadi guru BK yang memberikan bimbingan dan konseling untuk semua murid yang nakal, bermasalah dan sering melanggar peraturan. Siswa yang melanggar tata tertib untuk mendapatkan pengarahan agar bisa menjadi siswa yang baik dan taat peraturan. Cara mengatasi anak nakal di kelas adalah dengan menghadirkan bimbingan dan layanan konseling. Guru BK biasanya akan melakukan pendekatan kepada siswa untuk menggali apa yang menjadi penyebab anak nakal. Dengan pendekatan yang tepat siswa akan lebih leluasa dalam berbicara dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
3.        Sanksi untuk siswa yang melanggar tata tertib.
Siswa yang terus saja melanggar tata tertib dan sudah tidak bisa diingatkan dan ditegur harus diberikan sanksi yang sesuai agar mereka bisa patuh dan taat peraturan. Sanksi diberikan agar siswa sadar dengan kesalahannya dan agar mereka takut untuk melanggar tata tertib di dalam kelas. Sanksi bisa berupa pengurangan nilai, denda, dan berbagai sanksi lainnya yang menurut guru kelas baik untuk menyadarkan kedisiplinan pada siswa. Dan tentunya para siswa yang telah melanggar namanya harus masuk dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib agar bisa dikenai sanksi.
4.        Selalu melakukan pengawasan pada siswa.
Agar siswa bisa menaati tata tertib di dalam kelas  guru harus terus mengawasi para siswa setiap hari. Jika ada siswa yang melanggar tata tertib bisa di tegur saat itu juga. Hal ini bisa membuat siswa lebih menaati tata tertib karena rasa takut dimarahi oleh guru yang mungkin saja tiba-tiba bertemu sebelum mau pun sesudah jam pelajaran. Pengawasan seperti ini bisa akan membuat para siswa semakin sulit untuk melanggar tata tertib di dalam kelas.
5.        Apresiasi dan penghargaan untuk siswa yang selalu mematuhi tata tertib sekolah.
Siswa yang namanya tidak ada dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib boleh di berikan apresiasi untuk menghargai mereka yang mau dan sadar untuk mengikuti tata tertib di dalam kelas. Penghargaan bisa diberikan berupa hadiah, tambahan nilai atau penghargaan dalam bentuk lainnya. Selain membuat para siswa merasa senang, tindakan ini juga bisa memotivasi siswa lainnya agar mereka juga bisa menjadi tertib.
BAB III
PENUTUP
Tata tertib dalam kelas adalah kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota dalam kelas. Aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib kelas, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan–larangan, tata tertib juga memiliki sanksi bagi siapa saja yang melanggar dengan tujuan sebagai berikut:(1) Agar tercipta keamanan, ketentraman dalam kelas, (2) Agar individu mengetahui tanggung jawab, hak dan kewajibannya dalam kelas, (3) Agar individu mengetahui hal–hal yang diperbolehkan dan tidak boleh dilakukan dalam kelas.
Dalam prores perancangan dan pembuatan tata tertib di dalam kelas banyak hal yang harus dipertimbangkan wali kelas guna untuk menciptakan tata tertib yang efesien dan mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Hal- hal yang perlu diperhatikan wali kelas dalam prores perancangan dan pembuatan tata tertib di dalam kelas  ialah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi Tatatertib Sekolah, dan (2) Merancang tata tertib dalam kelas yang menjangkau setiap aktivitas siswa dalam kelas.
Dalam proses pelaksanaan tata tertib di dalam kelas yang telah dibuat tentunya guru bertindak sebagai pegak tata tertib dan pengawas yang dibantu oleh perang kelas. Dalam pelaksanaannya tentunya tidak terlepas dari kemungkinan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, tentunya siswa yang melakukan pelanggaran tersebut akan mendapat sanksi dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) Hukuman harus selaras  dengan kesalahan, (2) Hukuman harus adil dan (3) Hukuman harus lekas dijatuhkan.
Selain itu juga tentunya diperlukan solusi untuk mengatasi siswa yang melanggar tata tertib didalam kelas yang harus membuat mereka disiplin baik selama masih di dalam kelas maupun diluar kelas dengan cara : (1) Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa, (2) Memberikan bimbingan dan layanan konseling, (3)Sanksi untuk siswa yang melanggar tata tertib, (4) Selalu melakukan pengawasan pada siswa, dan (5) Apresiasi dan penghargaan untuk siswa yang selalu mematuhi tata tertib sekolah.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. E. (2011).  Menjadi Guru Profesional. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.
Everston, C dan Emmer, E. (2011).  Menejemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Karwati, E dan Priansa, D. (2014).  Manejemen Kelas. Bandung: Alfabeta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1    LATAR BELAKANG Sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan calon guru SD atau pendidik. Guru harus mengetahui teknik memahami perkembangan murid, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Tidak hanya itu tetapi guru juga harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu guru harus mengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan ataupun kelebihan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu. Untuk itu guru harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa teknik tes dan non tes sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik. Selain itu, tes bisa membantu guru untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya.  Oleh karena itu, guru harus memahami bagaimana teknik tes dan non tes tersebut dan apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing tekni

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM MENGAJAR (MANAJEMEN KELAS)

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-faktor penunjang misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat juga mempengaruhi perkembangan pendidikan. Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif

MAKALAH KURIKULUM SEKOLAH DASAR 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1      LATAR BELAKANG Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat. Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di makalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( KTSP ). Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini. Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang implementas